Abdullah Nizar Assegaf (kanan). --Dok. Pewarta.co.id |
IDNHits.com — Abdullah Nizar Assegaf, pengusaha asal Malang kelahiran 17 Maret 1975, menekankan pentingnya pemerataan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia.
Dalam pernyataannya, ia berbagi pandangan dan solusi terkait isu infrastruktur kendaraan listrik di Tanah Air.
Menurut Abdullah Nizar, kendaraan listrik merupakan masa depan transportasi yang berkelanjutan. Namun, potensi ini terhambat oleh terbatasnya akses ke SPKLU, terutama di daerah-daerah terpencil.
"Sebagian besar SPKLU terkonsentrasi di kota-kota besar. Padahal, pengguna kendaraan listrik ada di berbagai wilayah. Tanpa pemerataan, adopsi kendaraan listrik akan sulit berkembang secara nasional," ujarnya.
Abdullah mengungkapkan bahwa jumlah SPKLU di Indonesia masih jauh dari kata memadai.
"Hingga kini, kita baru memiliki ratusan SPKLU, dan itu mayoritas berada di Pulau Jawa. Padahal, Indonesia adalah negara kepulauan. Distribusi yang tidak merata ini menyebabkan pengguna di luar Jawa kesulitan," katanya.
"Jika infrastruktur SPKLU tidak merata, kendaraan listrik akan tetap menjadi produk mewah yang hanya digunakan oleh masyarakat urban. Hal ini berlawanan dengan tujuan utama transisi energi, yaitu keberlanjutan dan inklusivitas," tambahnya.
Abdullah menegaskan bahwa pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama.
"Pemerintah perlu membuat kebijakan insentif untuk mendorong investasi SPKLU di daerah. Sementara itu, perusahaan swasta juga harus melihat ini sebagai peluang bisnis yang berkelanjutan," imbuhnya
Sebagai pengusaha, Abdullah Nizar menawarkan pendekatan kolaboratif.
"Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk memetakan lokasi-lokasi strategis pembangunan SPKLU. Selain itu, kerja sama dengan BUMDes dan komunitas lokal bisa mempercepat proses ini," sarannya.
"Sekarang adalah waktunya. Dengan target net zero emission pada 2060, langkah awal seperti pemerataan SPKLU tidak bisa ditunda. Semakin cepat kita bertindak, semakin besar dampak positifnya," imbuh dia.
Abdullah Nizar Assegaf juga mengaku optimistis, dengan kerja sama dan komitmen dari berbagai pihak, Indonesia bisa menjadi pemimpin di bidang transportasi berkelanjutan di Asia Tenggara.
"Kendaraan listrik adalah masa depan, dan pemerataan SPKLU adalah jalannya," pungkasnya.